Kamis, 16 April 2015

We are bestfriends

Kita adalah Sahabat

Perjalanan kita hari ini cukup melelahkan, banyak masalah yang bermunculan tetapi kita bisa melewatinya dengan baik dan penuh kesabaran. Hujan menghadang kita untuk pergi ke kampus tercinta, kampus idaman para seniman, Fakultas Sastra. Kampus yang asri nan damai, dipenuhi lampu-lampu berpijar di pepohonan, bisa dinikmati keindahannya ketika menjelang malam. Aku dan Emma meresapi perjalanan yang becek penuh genangan air. Kita berjalan dengan satu payung, lebih romantis dari indahnya pacaran. Bagiku, romantis itu tak harus bersama pacar, tapi bersama orang-orang yang ada di dekat kita, termasuk sahabat.

Hujan begitu asyik memainkan iramanya, mengalunkan melodi-melodi indah bersama rintikan gerimis. Sedangkan kita basah kuyup, mengingat payung yang kita pakai terlalu kecil untuk berdua. Kita berteduh di depan sebuah kos-kosan yang tak begitu besar. Cukup untuk menaungi kita dari terjangan sang hujan. Kita menunggu dan menunggu sampai hujan reda. Tetapi sepertinya hujan tak ingin berhenti menjamah bumi. Dan akhirnya, kita meneruskan perjalanan menuju kampus hijau. Aku biasa menyebutnya kampus hijau, karena banyak tumbuhan hijau yang menghiasi kampus sastra. Kampus yang identik dengan warna hijau. Warna kesukaanku, dan warna kebanggaan yang mencerminkan kampus sastra tempat yang asri dengan tumbuhan hijau di dalamnya.

Di tengah perjalanan, kita berjalan pelan, karena banyak genangan air yang harus kita lewati. Tiba-tiba ada sebuah motor yang lewat di samping kita dengan kecepatan yang tak terkendali sehingga genangan air itu muncrat dan menyembur tubuh kita. Entah orang itu tidak bisa mengendarai motor, atau memang tidak melihat kalau ada orang, atau mungkin dia terburu-buru ada urusan. Aku hanya bisa tersenyum, dari kejadian itu aku mendapatkan pelajaran agar lebih berhati-hati mengendarai motor dan menghormati para pejalan kaki. Karena dari kejadian itu aku bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi pejalan kaki.

Setelah sampai di kampus tercinta, kita segera menuju ke kamar mandi. Mencuci kaki yang kotor dan segera menuju ke ruangan kelas. Sekarang kita UTS P.Jurnalistik. Aku dan Emma sama, sama-sama pelupa. Bahkan ruangan ujian saja kita lupa. Kita berjalan kebingungan mencari kelas. Namun belum juga ketemu. Dan akhirnya aku menyuruhnya mengambil laptop di dalam tas dan memintanya untuk melihat jadwal kembali. Ketika laptop sudah dikeluarkan, tiba-tiba teman yang satu kelas dengan kita datang. Akupun memasukkan laptop ke dalam tas kembali lalu mengikuti langkah temanku itu.

Sesampainya di kelas, kita kebingungan lagi. Bingung bagaimana cara mengerjakan ujian karena semalaman tidak belajar. Efek dari tugas Sosiologi Sastra yang mengharuskan kita deadline. Tapi yang lebih membingungkan lagi yaitu Emma. Aku melihat raut wajahnya muram dan ditekuk. Dengan santai aku bertanya kepadanya “Kamu kenapa beb?”. Namun dia masih diam lalu mencari-cari sesuatu di dalam tasnya. Dia pun berkata “Beb, tadi Hpku ditaruh dimana ya??”. Aku skeptis mendengar pertanyaannya, lalu aku bertanya balik kepadanya, “Loh, memangnya tadi kamu taruh dimana beb?”. Dia pun diam dan mengingat-ingat dimana dia menaruh Hpnya. Sedangkan aku mencoba merogoh isi di dalam tasnya. Namun tak menemukan barang seperti yang dicarinya. “Kayaknya tadi aku naruh di meja depan warung ibu kosmu beb.” Katanya, sembari berharap ada orang baik yang menolong Hp itu dan mengembalikannya.
Bel tanda masuk sudah berbunyi, penjaga ruangan pun masuk lalu membagian soal dan kertas jawaban. 

Sebelum mengerjakan ujian, aku berkata kepada sahabatku, “Tenang beb, Hpmu gak bakalan hilang kok.” kebetulan kita duduk bersebelahan jadi aku bisa lebih bebas berbicara dengannya. Berharap agar dia bisa konsentrasi mengerjakan ujiannya dan tidak kefikiran kepada Hpnya yang hilang.

Ujian sudah selesai, Aku dan Emma segera mengambil tas dan berencana untuk pergi ke kos mengecek keberadaan Hpnya. Tapi sebelum berangkat, Aku mencoba menghubungi nomornya karena dia yang memintaku untuk mencoba memiscall nomornya. Panggilan masuk namun tidak ada jawaban. Kita bergegas menuju ke tempat dimana Emma meninggalkan Hpnya. Agar lebih cepat, aku meminta antar kepada sahabatku yang bernama Nisak. Dia selalu setia menjemput dan mengantarku. Gadis yang cantik, mungil, dan baik hati. Dia selalu pulang pergi setiap hari, dia bilang tidak dibolehin ngekos sama ortunya. Maklum, dia kan anak tunggal, jadi lebih disayang dan diperhatikan oleh orang tuanya.

Dengan berbonceng tiga yang dikendarai oleh Nisak, akhirnya kita sampai di warung tempat kos ku. Emma segera menuju ke warung ibu kos dan bertanya apakah Hpnya ada yang menolong. Dan Alhamdulillah, ada orang baik yang menolongnya dan menitipkannya pada ibu kosku. Aku melihat keceriaan lagi di wajah Emma, dia kembali tersenyum seperti semula. Dari kejadian ini aku memetik sebuah pesan yang tersirat, jangan suka teledor dalam menaruh sesuatu apalagi barang yang berharga.

Selanjutnya, kita kembali ke kampus karena ada tugas yang harus diselesaikan yaitu sosiologi sastra. Satu tugas ini membuat pikiranku mumet, rasanya otakku ingin berpindah dari belakang ke depan. Sudah semalaman mengerjakan tugas ini, tetapi masih saja belum selesai. Tugasnya mumet bin jlimet. Temanku bilang, ini tugas untuk Mahasiswa S2 tetapi sudah diberikan ke Mahasiswa S1. Hingga akhirnya kita hanya bisa mengangguk dan geleng-geleng kepala. Sesulit apapun tugasnya kalau dikerjakan pasti akan selesai. Aku menunggu teman-teman satu kelompokku di pendopo Fakultas Sastra. Mereka susah sekali disuruh berkumpul. Seperti inilah yang membuatku kesal jika ada tugas kelompok. Ujung-ujungnya masih aku yang dijadikan korban.

Setelah tugasnya selesai, kita masih saja kebingungan. Hujan turun tanpa diinginkan, sedangkan kita harus segera ngeprint tugas Sosiologi Sastra karena wajib dikumpulkan sekarang. Aku ingin marah pada hujan. Tapi hujan tak pernah salah. Hujan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri adanya. Detik demi detik, akhirnya hujan reda. Kita cepat-cepat ngeprint tugas kemudian mengumpulkannya. Aku, Nisak, Sofi, dan Duwik satu ruangan yaitu di ruang 6. Sedangkan Emma beda kelas dengan kita.

Setelah mengumpulkan tugas, kita merasa lapar dan ingin makan bakwan. Kita bersama-sama membeli bakwan yang ada di samping ruang 1 Fakultas Sastra. Aku, Emma, Nisak, dan Sofi memesan semangkuk bakwan dan Duwik memesan sebungkus bakwan. Kita memakan bakwan bersama di Ruang 1. Kehangatan bakwan terasa begitu nikmat ketika dimakan dalam suasana hujan dan dingin.

Bakwan sudah habis, kita merasa kekenyangan dan kepedasan. Kita memesan 1 gelas air minum. Berbeda dengan Sofi, dia memesan 2 gelas air minum. Anak ini seringkali dehidrasi, mungkin kekurangan cairan. Hahahaha..

Butiran air hujan terus berjatuhan, sedangkan kita sudah lemas, ingin beristirahat, dan ingin segera kembali ke kosan. Kecuali Duwik, dia tidak langsung pulang karena masih ada ujian Filsafat. Nisak dan Sofi mengendarai motornya dan kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Sedangkan aku dan Emma, berjalan menyusuri jalan dengan sebuah payung sembari bermain dengan butiran air hujan. Aku menikmatinya...


Ulfiatul Khomariah - Selasa, 07-04-2015

Senin, 30 Maret 2015

L O V E

C I N T A

Cinta ..
simple sih, hanya terdiri dari 5 huruf
namun memiliki banyak arti dan makna
kadang bisa membuat orang bahagia
terkadang juga membuat orang menderita
ya itulah cinta ..

Cinta ..
dilihat dari tulisannya memang biasa
tapi dampaknya luar biasa
kadang bisa membuat orang kehilangan akal
terkadang juga membuat orang kebanyakan akal

Hmm, Cinta ..
cinta lagi .. cinta lagi ..
cinta itu seperti siluman yang bisa muncul dimana-mana
datang tak diduga, pergipun tanpa disangka-sangka
cinta itu seperti angin yang berlalu
tak nampak wujudnya namun bisa dirasakan adanya

Oh cinta ..
sebenernya cinta itu apa sih?
penderitaan ataukah kebahagiaan?
mengapa ketika putus cinta sakit terasa
namun ketika jatuh cinta seakan dunia hanya milik berdua

Ah dasar cinta ..
siapa yang tak mengenalnya?
semua orang pasti pernah merasakannya
namanya juga cinta
kalau cinta ya cinta


Ulfiatul Khomariah
Jember, 17-11-2014

Jumat, 27 Maret 2015

My Father



"Ayahku"

Ayahku ..
Sosok pria sederhana
Tegas dan bijaksana
Senyumnya membuatku tenang
Marahnya membuatku tegar

Oh Ayahku sayang ..
Kau laksana bintang-bintang yang menerangi malam
Kerlap kerlip menghiasi alam
Berjiwa tenang dan tentram,

Ya, dialah Ayahku ..
Ayah yang selalu ku banggakan
ku jadikan sebagai panutan
tuk bekal masa depan.



Jember, 28-03-2015

Kamis, 26 Maret 2015

Experience



Orientasi 
UKM Kesenian Universitas Jember 
Angkatan XVIII

Hy teman-teman ..
Disini aku mau menceritakan tentang pengalamanku mengikuti orientasi UKM Kesenian Universitas Jember angkatan XVIII.

Orientasi UKM Kesenian terbagi menjadi 2 yaitu orientasi ruang dan orientasi lapang. Orientasi ruang dilaksanakan pada tanggal 22-23 November 2014, tepatnya pada hari sabtu dan minggu di Sekret UKM Kesenian. Sedangkan orientasi lapang dilaksanakan pada tanggal 27-30 November 2014, bertempat di Sumber Kelopo.

Nah, sekarang aku mau menceritakan mulai dari awal masuk ke UKM Kesenian Universitas Jember. Awalnya aku tertarik sekali dengan UKM Kesenian. Entah kenapa, menurutku UKM Kesenian itu sangat keren. Dengan bermodalkan niat, aku mencoba mendaftarkan diri untuk menjadi anggota UKM Kesenian. Disini aku masuk di bidang tari. Sebenarnya sih aku gak begitu jago dalam menari, hanya saja aku suka dan ingin belajar menari lebih baik lagi. Disini aku mendapatkan banyak teman, mereka sangat baik dan bersahabat. Oya, sebelum aku bercerita lebih lanjut. Ayoo kita semarakkan budaya Indonesia!! Kepalkan tangan kananmu dan katakan “SALAM BUDAYA”. Jangan lupa juga jawab dengan kata “LESTARI”. Hehehe ...

Baiklah, pertama aku mau menceritakan tentang orientasi ruang yang dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu. Sebenarnya sih capek yang mau ikut orientasi ruang, soalnya dari hari senin sampai jumat full kuliah dan tugas-tugas. Tapi demi kecintaanku terhadap UKM Kesenian, secapek apapun keadaanku ya pastinya akan tetap ikut orientasi. Karena yang terpenting itu adalah niat dulu dalam hati. Pada hari pertama aku mendapatkan materi tentang keorganisasian di UKM Kesenian yang disampaikan oleh mas Krisna. Kalau mas Krisna ini lucu, ah gak tau lucunya darimana tapi menurutku dia itu lucu. Dan satu yang bikin lucu, dia gak bisa bilang huruf “R”. Jabatannya di UKM Kesenian sebagai Ketua Umum. Wah keren kan??. Pokoknya seru dah acaranya, panitianya juga cakep-cakep jadi gak bosan ikut orientasinya. Teman-teman di UKM Kesenian sangat kocak dan aku senang sekali karena disini aku bisa tertawa ria sejenak melupakan tugas kuliah. Hahaha ...

Pada hari kedua yaitu hari minggu, aku mendapatkan materi tentang etika dan estetika yang disampaikan oleh mas Ibnu Wicaksono. Mas Ibnu memang gak cakep, tapi keren abis dah. Aku takjub dan ngefans soalnya dia itu pinter, karya-karyanya bagus-bagus dan juga sering mendapatkan juara. Oya, jabatan mas Ibnu di UKM Kesenian yaitu sebagai ketua II Litbang. Selanjutnya yaitu materi tentang manajemen produksi yang disampaikan oleh mbak Erica. Wah kalau mbak Erica ini cantik, putih, baik, pokoknya gak bosen deh ngeliatnya. Jabatannya di UKM Kesenian yaitu sebagai koordinator bidang karawitan. Tuh kan panitianya keren-keren. Pokoknya gak nyesel dah masuk di UKM Kesenian Universitas Jember.

Pada malam harinya yaitu acara penampilan per kelompok. Kebetulan aku dapet kelompok 4 yang setiap kelompok terdiri dari 6 bidang. Bingung juga sih mau menampilkan apa, habisnya dadakan sih. Terpaksa aku berfikir keras mencari tema untuk di tampilkan dan akhirnya aku memilih tema cinta yang berjudul “Cinta Sejati”. Disini aku menjadi pemeran utamanya. Yang bikin aku kesel itu partnerku pemalu bingit, kayaknya dia nervous gitu di depan panggung. Mabuk panggung kali yee?? Huh jadinya gak maksimum deh tampilnya. Tapi gapapa dah yang penting kan sudah tampil, selesai, dan hati jadi plong. Tema malam itu kebanyakan tentang cinta. Aduuuuh, cinta lagi .. cinta lagi .. lagi banyak yang cinlok kali yee? Tapi seru loh, dan yang terakhir yaitu kita semua saling berpegangan tangan, menutup mata dan merenungkan, mengukuhkan tekat untuk bisa masuk menjadi anggota UKM Kesenian. Fighting!!

“Aku buka diriku seluas mungkin, Bagi panggilan hati nurani. Aku tundukkan kepala dalam-dalam, Aku pijakkan kaki sejajar semua umat manusia. Aku serahkan diriku untuk bersaksi dan memberi, dan memberi, biarkan mata kami, biarkanlah telinga kami, biarkan hidung kami, biarkanlah mulut kami, biarkan tangan kami, biarkan!! biarkan!! Biarkan..........!!”

Cerita untuk orientasi ruang sudah selesai. Sekarang mau tau cerita yang orientasi lapang gak? Mau tau gak? Hayoo mau tau apa nggak nih? Ah karena aku baik hati dan gak suka buat orang penasaran, jadi aku ceritakan juga deh. Oke, siap-siap yaa!! Camera .. Rolling .. Action!!
Sang mentari mulai tersenyum di pelupuk pegunungan, sinarnya yang hangat menyapu permukaan bumi, dinginnya embun pagi terasa menenangkan hati. Rasanya aku ingin mlungker lagi diatas kasur yang tidak begitu empuk itu. Namun pikiranku tiba-tiba tertuju pada sesuatu yang membuatku gelisah semalaman. Orientasi Lapang, ah ya orientasi lapang yang membuatku tak bisa tidur nyenyak. Sudah kebayang kan? Orientasi lapang itu kayak gimana? Ah kayaknya seneng-seneng deh!!. Oh tidaaaaaak, sepertinya tubuhku benar-benar akan remuk. Remuk diamuk malam, gelap, dingin, nyamuk, dan hutan.

Tanggal 27 November 2014 kita berangkat ke tempat orientasi lapang yaitu di Sumber Kelopo. Bayangkan kita kesana naik truk looh, dempet-dempetan, sesek, dan pokoknya sempit banget, gak bisa nafas pula, sumprit deh, eeeuuuuh. Jalannya itu loh yang bikin greget. Kita kayak sapi yang mau dibawa ke pasar senenan. Uuuooh, kasian banget kann?? Tapi mau gimana lagi coba?? Namanya juga orientasi, ya maklum lah kalau kita diperlakukan seperti itu. Sesampainya di Sumber Kelopo kita masih ishoma dulu. Hadeh, tempat buat makan aja susah loh. Nimbrung-nimbrung di rerumputan. Mau minum juga susah, tak kirain minumnya dikasik sama panitianya. Ternyata eh ternyata .. kita disuruh minum air kran. Ampun deh, nasib .. naasiib. Setelah selesai ishoma, kita langsung menuju ke hutan tempat dimana kita akan bertemu dengan yang namanya dingin, nyamuk, gelap, pohon, dan kotor. Jalan yang mau ke hutan lumayan jauh, licin, aduh pokoknya curam banget deh, masih melintasi sungai pula. Sesampainya di tempat tujuan, kita masih disuruh nunjukin barang bawaan. Waduh, pasti bakalan di obrak-abrik deh barangnya. Untung aku gak bawa yang macem-macem. Yang namanya bedak, pelembab, make up semuanya disita. Yaa ampuun, gak kebayang deh gak pakek bedak selama 4 hari. Pasti langsung cantik mendadak. Hahahaa

Hari pertama di hutan, kita mendapatkan materi tentang kepekaan yaitu menghafal seseorang melalui suara dan nama. Emmm, Seru pokoknya deh. Walau sebenarnya lagi susah, tapi kita masih bisa tersenyum walaupun dalam hati. Pokoknya kita disana benar-benar diuji fisik dan mental. Mau makan aja susah amet, masih dimarah-marahin, nasinya mentah, dan lauknyaa .. Aduh kalau ngomong lauk mending aku diem aja deh, no comment. Meskipun dalam keadaan tertekan ya kita tetep makan. “Ayo dihabisin makannya, jangan sampai ada sisa.” Kalau gak salah sih kata panitianya kayak gitu. Tiap hari makannya mesti dimarah-marahin, dan tak lupa juga dikuahi air hujan. Ah rasanya itu looh ... Nyus banget pokoknya dah.

Hari kedua dan ketiga sama aja, ya intinya kita dibentak-bentak terus, gak pernah ada benernya. Kalau berargumen langsung dikeroyok sama panitianya. Hadeh, maunya tuh panitia apa sih?? kayak yang bener sendiri aja. Tiap hari loh kita diguyur hujan, diterjang angin dan dingin, masih dibentak-bentak pula. Gak capek apa ya panitianya itu marah-marah tiap hari?? Ah biasa namanya juga akting. Hanya karena satu kesalahan, kita direndam setiap pagi. Bbrrrrr, dinginnya bertubi-tubi. Oh ya hampir lupa, kita juga disuruh menghafal nama teman angkatan XVIII dalam waktu se efisien mungkin. Hmmm, tapi ya seru juga sih. Bisa dapet banyak kenalan. Yang paling unik dari orientasi UKM Kesenian yaitu kita punya nama panggilan “Cak” dan “Yuk”. Hihihi ...

Malam terakhir menjadi malam yang penuh dengan tangisan sedih dan bahagia. Sedih karena pementasan kita gagal, diterjang hujan, dibentak-bentak pula. Bahagia karena penderitaan akan segera berakhir dan kita akan menjadi anggota. Yeyeye ...
Hujan malam itu sangat deras sekali sehingga tubuhku hampir ambruk diamuk dingin. Dingin yang menyerang ke ubun-ubun hingga badan gemeteran. Malam terakhir memang penuh tangisan, ya penuh tangisan, tangisan kekesalan. Bagaimana tidak kesal? Masak iya kita disuruh pulang malam-malam? katanya kita gagal menjadi anggota dan masa orientasinya mau ditambah. Ini benar-benar gila. Malam terakhir itu kita disuruh buat pementasan, disuruh buat proposal, disurul ini lah, itu lah. Aah, ya kita hanya bisa nurut aja. Mau gimana lagi coba? Capek ah dimarahin mulu. Dan kalian tau gak? mereka benar-benar menyebalkan. Pokoknya saaaaangaaaaaaat menyebalkan. Pementasan yang sudah capek-capek dirangkai ternyata dibubarkan. Yaa ampun, kasian banget ya?

Aku gak bisa cerita panjang lebar. Langsung saja deh pada endingnya. Setelah selesai menangis dan kemas-kemas, kita disuruh istirahat. Hanya sebentar saja terlelap sudah dikagetkan oleh suara aneh. Suara aneh itu datang dari balik tenda yang menyuruh kita untuk bangun. Suaranya lantang sekali bak petir yang menyambar. Aku dan teman-teman langsung kaget tralala pokoknya dah, dan langsung menuju ke lapangan sesuai perintah dari datangnya suara. Setelah itu kita berbaris sesuai kelompok dan akan diterjunkan ke sebuah perjalanan panjang. Eh bukan perjalanan panjang sih, tapi apa ya? Au ah gelap. Kita berjalan mengarungi aliran sungai yang penuh bebatuan. Melewati jalan yang licin dan curam. Diuji dari berbagai pos-pos yang tersedia. Hingga akhirnya kita selesai dan benar-benar sudah selesai. Selesai sudah ceritanya, kita resmi menjadi anggota UKM Kesenian. Yeyeye

Terimakasih untuk semua panitia yang dengan sabar melatih kita. Pasti waktu itu tenggorokan kalian mau copot karena teriak-teriak. Ma’afkan kita yang selalu menyebalkan dan membuat kalian kesal. Terimakasih atas semua materi yang sudah diberikan, atas semua waktu, kesabaran, dan keikhlasan kalian dalam membentuk karakter kita. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan disana. Termasuk loyalitas, integritas, dan kepekaan. Oya, makasih juga buat sie konsumsi. Masakan kalian uueeenak sekaali. Semoga UKM Kesenian selalu jaya dalam berkarya. SALAM BUDAYA!!

My Bestfriend "Emma"



“Emma Sahabatku”

Sahabatku...
ingatkah kau kemarin sore?
sewaktu kita berdua,
bergandengan tangan,
menyusuri trotoar,
dengan langkah gontai,
dan,
kita tertawa bersama,
mengukir masa dengan warna

Sahabatku...
renungkan kembali,
kisah kemarin sore,
kita  menyisir bahu jalan,
dalam keadaan perut lapar,
namun,
semangat tetap brkobar,
menyala-nyala,
laksana api yg membara,

Sahabatku...
senin menjadi saksi,
semangat kita tetap abadi,
rintikan hujan  jadi saksi,
perjalanan kita penuh arti,

Oh sahabatku...
tujuan kita sama,
sama-sama mencari ridho Tuhan,
visi kita sama,
sama-sama mencari keberkahan,
dan,
disini kita sama,
sama-sama berpetualang,

Emma sahabatku...
malam kini semakin larut,
sedang kita masih asyik,
dalam sebuah perbincangan,
kita berikrar,
agar tak saling melupakan,
hingga maut memisahkan.

Jember, 24-03-2015

Bracelet



Gelang

Coklat bulat bergerigi
berbaris melingkar lingkar
disambung karet hitam
menyatu indah di tangan

Katanya ..
“benda ini air mata dewa syiwa”
biji rudraksha namanya

Ah entahlah,
kau berikan ini padaku
ketika hari mulai petang
ketika malam berbintang
ketika rembulan bersinar terang

Terimakasih ..
gelang ini akan selalu abadi
kan ku jaga sepenuh hati
meski kita tak bersama nanti

Jember, 17-02-2015